Entri Populer

Selasa, 22 November 2011

Pendidikan sebagai Pemanusiawian

Pendidikan sebagai Pemanusiawian;
-          Pemberdayaan dan Pendewasaan Manusia,
-          Pembentukan Manusia Purna dan Manusia Seutuhnya


Pendahuluan
            Kondisi dalam masyarakat selama ini terlihat memerlukan suatu pengetahuan tentang pendidikan yang seharusnya kembali ke masa awal atau pondasi pendidikan. Maksudnya, banyak diantara kita yang melegalkan segala sesuatu untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginannya, yang seharusnya bisa dicegah dengan pendidikan.
            Keumuman pendidikan didapat dari pendidikan formal, misalnya pendidikan sekolah, madarasah dan sebagainya. Namun dalam hal ini semua jenis pendidikan apabila dilaksanakan secara benar maka dimungkinkan akan memunculkan sosok-sosok yang lebih baik (bermoral).
            Dalam hal ini Pendidikan sebagai pemanusiawian adalah konsep yang perlu diterapkan bersama-sama sehingga diharapkan dapat mendewasakan manusia dan membentuk manusia seutuhnya.

Landasan
1. Pendidikan
            Pendidikan berasal dari kata dasar didik yang artinya memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Jadi pendidikan adalah proses pengubahan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan (kamus Besar Bahasa Indonesia,1988:202).
            Sedangakan dalam bahasa Inggris pendidikan adalah “education”, dalam bahasa Arab  disebut “tarbiyah”. Dari kata dasar “rabba”, menjadi “yurabbi dan menjadi “tarbiyah” yang artinya tumbuh dan berkembang (berubah), dapat diterangkan pendidikan berarti menumbuhkan potensi jasmaniah, akhliah (akal), serta akhlak (budi pekerti).Zuhairini,1984:120)
            Drijarkara mengemukakan , bahwa ;
1.      “Pendidikan adalah  hidup bersama dalam kesatuan tritunggal ayah-ibu-anak, di mana terjadi pemanusiaan anak. Dia berproses untuk memanusiakan  sendiri sebagai manusia purnawan.
2.      Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal, ayah-ibu-anak, di mana terjadi pembudayaan anak. Dia berproses untuk akhirnya bisa membudayakan sendiri  sebagai manusia purnawan.
3.      Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal, ayah-ibu-anak, di mana terjadi pelaksanaan nilai-nilai, dengan mana dia akhirnya bisa melaksanakan sendiri sebagai manusia purnawan.”
Bahkan  pemerintah Indonesia dalam GBHN dikemukakan pengertian tentang pendidikan, bahwa, “Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu usaha yag disadari untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, yang diaksanakan di dalam maupun di luar sekolah, dan berlangsung seumur hidup”. Demikian pula dalam undang-undang RI no 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
            Dengan demikian dapat dikatakan bahwa  pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan manusia dari mulai lahir sampai akhir hayat. Dalam ungkapan bahasa Jawa dikatakan” manungso sinau seko badulan nganti tekan bandosa”  yang artinya manusia belajar dari ayunan sampai ke keranda (mati).

2. Pemanusiawian
Pemanusiawian mempunyai kata dasar manusia, yang yang secara harfiah berarti makhluk yang berakal budi. Orang menyelidiki manusia dari jaman dahulu sampai sekarang, mereka mencari tahu apa, dari mana, mau ke mana manusia itu. Dalam Islam diterangkan bahwa Manusia adalah terdiri dari segumpal daging yang kemudian diberi Ruh olehNya. (al-Quran:surat Al-mukminun:12-14), Jadi jelas manusia adalah sosok jasmani dan rohani yang keduanya harus sinergi dalam perjalanana hidup di dunia. Pemanusiawian mempunyai arti suatu proses menjadi manusia secara utuh jasmani dan rohaninya.
Kita ambil contoh dalam kehidupan, seringnya terjadi kenakalan remaja, tawuran, bahakan pernah  kita dengar adanya pemerkosaan yang dilakukan oleh remaja seusia anak SMP. Penulis sependapat bahwa salah satu faktor penyebab kenakalan adalah faktor pendidikan, pendidikan yang ada di rumah salah satunya. Drijarkara mengemukakan bahwa proses pemanusiawian berasal dari  lingkungan rumah tangga, tri tungal ayah-ibu-anak merupakan satu kesatuan yang utuh untuk memprose pemanusiawian anak, pemberdayaan anak dan penerapan nilai-nilai yang telah diterapkan pada anak tersebut. Bila pendidikan yang ada dalam lingkungan rumah terlaksanakan dengan baik, maka salah satu  tujuan pemanusiawian anak tercapai. Tujuan tersebut juga di harapkan oleh pemerintah dalam undang-undang maupun dalam  GBHN, yang tetentu saja pelaksaannya  dapat dilaksanakan dalam sekolah yang didukung oleh semua sivitas akademik. Tentu saja guru dalam kelas juga sangat berberan dalam pembentukan karakter pada siswa.
Jadi pendidikan sebagai pemanusiaan merupakan suatu proses pendewasaan manusia secara jasmani dan rokhani dengan berdasarkan campur tangan orang lain.
Pendidikan adalah mutlak untuk manusia, lain daripada itu tidak membutuhkan pendidikan. Hewan tidak mungkin mendapat pendidikan. Mereka hanya mendapatkan proses latihan atau pembiasaan.  Contoh, kucing si fulan setiap hari berak di dalam rumah, namun karena sifulan melatih untuk berak di pasir yang disediakan di depan rumah, akhirnya kucing tersebut bisa berak di pasir yang disediakan. Tanpa mengotori rumah lagi. Apalagi tumbuh-tumbuhan. Mereka hanya dipelihara namun tidak mendapat pendidikan. Timbal balik dari tumbuhan adalah bisa memberikan hasil atau buah yang banyak.
Akan sangat berbeda dengan manusia bila mendapat pendidikan. Dia akan memberikan pantulan yang positif kepada pendidiknya. Contoh, si Fulan sekolah di madrasah A, dia bersekolah mendapatkan pengetahuan dari  seorang guru dengan cara yang tepat sesuai aturan dan norma-norma, maka si fulan dimungkinkan akan menjadi seorang manusia yang mempunyai akhlak dan prilaku yang terpuji.
Pendidikan sebagai Pemanusiawian Manusia.
Dikatakan manusiawi mengingat pendidikan berhubungan dengan manusia. Pendidikan merupakan hak dan kebutuhan mendasar manusia. Manusia sendirilah yang merupakan subyek yang menentukan dan mengalami pendidikan. Disini dapat dimengerti bahwa pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan orang lain. Bahwa subyek pendidik memandang anak didik sebgai individu yang pantas dan patut diperhatikan. Motivasi utama yang muncul dalam diri seorang pendidik adalah panggilan kemanusiaan. Manusia terpanggil untuk saling memberdayakan satu dengan yang lain. Sehingga nantinya akan menjadi manusia yang seutuhnya.

Simpulan
Dari apa yang penulis uraikan di atas, ditarik sebuah kesimpulan bahwa pendidikan sebagai pemanusiawian adalah suatu proses pendewasaan kepribadian dan kemampuan manusia yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah, dan itu berlangsug seumur hidup.
Pendidikan juga merupakan suatu cara untuk membuat seseorang menuju kearah yang lebih sempurna dalam perjalanan hidupnya sebelum berlanjut ke arah kehidupan selanjutnya
            Penulis yakin bahwa tulisan ini jauh dari sempurna maka saran dan kritik yang membangun diharapakan dapat menjadikan tulisan ini dapat lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an
Drijarkara. 1978. Percikan Filsafat. Jakarta : PT.Pembangunan.
Sadulloh, Uyoh. 2004. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta
Zuhairini.1991. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Undang-Undang RI no 2 tahun 1989 Tentang sistem Pendidikan.
........................... 1988. Garis-Garis Besar haluan Negara
..........................., 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar